Kamis, 27 Desember 2018

PORTOFOLIO JURNALISME DAKWAH

IMAM MUALIF

Mahasiswa Semester 3 Komunikasi dan Penyiaran Islam, (KPI 3 B ) Fakultaas Dakwah dan komuniksi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kesan dan Pesan
Belajar jurdak pada semester tiga kalini membuat saya pribadi lebih mengetahui tentang bagai mana mekanisme untuk membuat sebuah karya tulis di bidang jurnalis/media, juga dapat membuat itu dengan isi kandungan dakwah.

Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan: Karya yang mahasiswa buatkan bias di muata, dan kita punya/mengetahuii linknya. Dalam media-media yang sudah lumayan terpercaya/terkenal.
Tugas yang dibuat mungkin terlalu banyak untuk mahasiswa mempunyai kesibukan tersendiri. Alngkah lebih baik kalua tugas agak di kurang semisal mengiirim/membuat berita yang di kirim untuk dakwah pos masing-masing hanya satu.

Apa yang menjadi target matkul jurdak.
Target untuk matkul jurdak ini bagai mana membuat para mahasiswa dapat belajar seperti halnya seorang yang bekerja bias juga untuk mengembangkan nalar tentang jurnalis.

Apa saja yang sudah di kerjan.


-          Jarang Orang tergelincir Oleh Kaki


-          hakekat Korupsi dan miris politik


-         http://www.dakwahpos.com/2018/10/al-ukhuwwah-masjid-sederhana-nan-indah.html


-        http://www.dakwahpos.com/2018/09/kelanjutan-pembangunan-masjid-al.html


-          http://www.dakwahpos.com/2018/12/remaja-setempat-makmurkan-masjid-al.html.
Apa target untuk kedepanya.
Bisa mengembangkan apa yang telah di pelajarai dapat di teruskan menjadi kebiasaan dapat membuat karya tulis dan membuat media sendiri.






Rabu, 30 Mei 2018

Langsung aja bro bismillahirrahmanirrahim....

Assalamualaikum...
Merdeka...!!
Para hadirin dan hadirot, jangan dipikirin ntar cepat peyot... 

Pertama tama...
Marilah kita haturkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME... dimana atas rahmad-Nya kita pada hari ini bisa berkumpul untuk mendengarkan pidato saya yang ajip cetar membahaha ini.

Kedua-dua...
Saya mengucapkan beribu rasa terima kasih, rasa tersanjung, rasa bangga, rasa ingin memiliki serta rasa-rasanya teks naskah pidato ini kok ngawur ya. Maaf saudaraku sebangsa dan setanah sengketa... sepertinya asisten saya salah ngasih naskah nih. 


Karena ada kesalahan teknis, pidato saya ini spontan saja tak perlu pakai baca naskah-naskahan segala. Jadi harap dimaafkan kalau kata-kata saya nanti agak pating pecothot. Maklum, saya gubernur dadakan menggantikan sang pertahana yang terpaksa absen karena tersandung kasus penistaan agama. 
Maap diralat. Maksud saya tersandung batu saat hendak berangkat ke sini

Ketiga-tiga...
Pada kesempatan ini sedianya saya hendak menyampaikan evaluasi hasil kerja kerja kerja pemerintah propinsi Warkop DKI selama 5 tahun jabatan pak gubernur. Sayangnya statistik data prestasi gemilang kami ternyata tertukar dengan data kawasan kumuh tempat rakyat miskin tinggal yang mau digusur dalam waktu dekat. Dan itu tak akan saya bacakan di sini karena pasti bakal mengundang massa demo bayaran

Namun yang pasti, setahu saya program kerja pak gubernur sangaat sukses... sukses ngerjain rakyat!!

Mohon tepuk tangan untuk pak gubernur...
Telima kacih.....

Untuk itu kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu keberhasilan ini, terutama pada para beking yang tak segan merogoh dana trilliunan demi mewujudkan propinsi Warkop DKI jadi kawasan bersih. Bersih dari sampah, bersih dari banjir, bersih dari macet serta bersih dari orang miskin.

Dalam mewujudkan kota yang tertata rapi dan tertib memang bukan hal mudah. Banyak pihak merasa terganggu dengan kebijakan pemprov. Mereka bilang gubernur itu aroganlah... kasarlah... tidak pro rakyat kecillah... Padahal kan memang iya
Bukan... bukan itu maksudnya. Saya tadi hanya keceplosan bicara. Waduh, bisa dipecat nih...

Semua kebijakan pak gubernur itu berdasarkan hukum dan ditujukan demi kepentingan rakyat kok. Tak ada niat untuk pro cukong. Semuanya diperlakukan sama di mata hukum. Contohnya dalam hal penggusuran perkampungan kumuh. Kalau tanah tersebut secara sah adalah hak milik masyarakat maka tak mungkin dong digusur. Nyatanya kan itu tanah punya pemerintah, ya wajarlah kalau digusur. Emang situ mau punya tanah terus ditempati orang gitu aja? Enggak kan? Mending disewakan pada para rakyat lain yang punya modal buat pusat bisnis. Cukong itu kan rakyat juga to?

Ketidakpuasan sebagian masyarakat inilah kemudian dimanfaatkan oknum intelek tertentu untuk mengambil kesempitan dalam kesempatan. Kelemahan pak pertahana yang suka asal bicara ceplas ceplos diblow up habis sehingga timbul gejolak publik. Lalu muncul demo besar-besaran menuntut agar beliau harus diadili. Bahkan ketika proses hukum telah dilakukan secara transparanpun masih berencana melakukan demo susulan seolah pengadilan itu harus ikut tuntutan suara terkeras. Hal janggal ini yang membuat beberapa pihak mensinyalir ada oknum yang menunggangi

Belum terbukti memang. Masa iya sih udah tua kok suka main tunggang tunggangan

Jujur, secara pribadi saya akui pernyataan pak Guber memang salah. Sudah tahu jadi target kok ngomongnya tak dipikir gitu. Mungkin beliau tak bermaksud menyinggung, tapi kan gak harus segitunya kalau bicara kalee. Akhirnya semua jadi kacau. Tapi kembali ke kodrat manusia tak ada yang sempurna. Siapapun pasti pernah berbuat salah. Termasuk juga saya. Ngapain coba saya berpidato melenceng jauh dari format kayak gini? Apa untungnya buat saya? Gubernur bukan... wakil juga bukan.

Baiklah para hadirin semua, karena hari telah petang dan saya harus minum obat, maka saya akhiri pidato ini cukup sampai di sini.

Merdeka....!!



WARNING!!! sebenernya pidato ini di buat oleh temen gue, yang bernama Sopandi Jurusan Manajemen UIN SGD yang mana kalo gue masukin pidoto ini ke blog gue harus cantumin namanya yowes aku cantimin nih bro wkwkwk